Jadi beberapa hari
lalu, ceritanya saya berceloteh lagi di story WA dan IG, hal yang menurut saya
ga penting-penting banget... Tapi, agak sayang kalau gak diluapin...
ini tentang kekaguman
saya sama makhluk Allah yang bernama bulan (bukan nama orang, tapi literally
beneran bulan ya :p)
Isi celotehnya cukup
singkat...
For
me, philosophy of moon is so deep. Matahari dan bulan sama2 memiliki tugas
untuk menyinari bumi. Namun, matahari memang terbentuk dari zat-zat super panas
utk menghasilkan cahaya, sehingga disebut sbg bintang. Sedangkan bulan,
meskipun ukurannya lebih kecil 6000 kali lipat dari matahari, dan tergolong
kedalam planet dengan permukaan yang sebenarnya gelap, bulan punya misi yang
mulia. Untuk dapat menerangi bumi, bulan berkorban, bekerja dengan cara
memantulkan cahaya dari matahari ke bumi. Meskipun terlahir gelap, tapi dengan
kerja kerasnya ia tampak bersinar dan sangat berjasa bagi makhluk bumi untuk
menerangi malam.
Itu
alasan singkat saya kenapa kagum sama bulan. Hal itu juga melatarbelakangi saya
kalau masih diluar rumah pas langit udah gelap, dalam beberapa detik saya
bela-belain luangin waktu untuk "nyari bulan". Bagi saya, pas lihat
bulan ada perasaan tenang aja dan merasa langit menjadi lebih aman bila
bulannya masih kelihatan. Secara sains, kalau awan gelap berkerumun hingga
menutupi bulan, bisa menjadi sinyal akan turunnya hujan atau terjadinya badai.
Dan, agak seram kalau dalam perjalanan pulang, sendirian di kendaraan dengan
pandangan yang agak kabur karena gelap, jadi makin kabur karena hujan. Lalu,
secara ilmu kalam, kalau kita mengacu pada surat Al-Qiyamah ayat 7 sampai 9,
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman mengenai suasana terjadinya kiamat :
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila
bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan."
Khususnya
di ayat ke-8, "bulan telah hilang cahayanya", akan membuat kita jadi
merasa lebih aman kalau bisa memastikan bulan itu masih terlihat menghiasi
langit kan?
Lalu
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam juga bersabda tentang tanda-tanda telah
dekat hari kiamat :
“Di
antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya)
bulan sabit.” (HR. Thabrani)
Lalu...
hari ini saya dengar ceramahnya Ust. Adi Hidayat tentang bulan dan matahari...
Benar-benar buka pikiran saya untuk lebih mengkaji Qur'an deh dan bikin saya
makin kagum sama yang namanya "bulan".
Judul
videonya :
Di
video tersebut, diantaranya ust. Adi menjelaskan tentang tanggung jawab
masing-masing istri dan suami, lalu disebutkan juga firman Allah yang mengatur
perihal tersebut sebagai berikut :
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat
kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah
telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka
nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah
mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan
untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa’ ayat 34)
Dan…
beliau menambahkan bahwa pembagian tanggung jawab tersebut berkaitan dengan QS.
Yusuf ayat 5 yang mengilustrasikan bahwa perempuan ibarat bulan dan laki-laki
ibarat matahari.
Bila kita hanya baca artinya, mungkin bingung korelasi
antara bulan dan matahari dengan ayat tersebut apa… Namun, ternyata jawabannya
ada pada tafsirnya.
Ayat tersebut menceritakan tentang kisah mimpi nabi Yusuf
AS. Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Ya’qub AS diantara ke-dua belas anak-anak Nabi
Yaq’ub. Nabi Yusuf merupakan anak yang sangat dicintai dan disayangi oleh
ayahnya, terlebih setelah ibunya meninggal dunia. Wajah Nabi Yusuf juga sangat
tampan serta memiliki tubuh yang bagus.
Pada suatu malam Nabi Yusuf bermimpi
bahwa ada bulan, matahari, dan sebelas bintang bersujud kepadanya. Lalu ia
menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya.Kemudian Ayahnya menerangkan arti
mimpi itu kepada Nabi Yusuf. “Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu,
matahari adalah ayahmu, dan bulan adalah ibumu. Kelak kau akan jadi orang
besar,”
“Ayahnya
berkata: ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada
saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar (untuk membinasakan)mu.
Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.'”
(QS. Yusuf: 5)
Ayahnya mengingatkannya agar jangan sampai ia
menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya
saudara-saudara Nabi Yusuf tidak mencintainya dan tidak menyukai kedekatannya
dengan ayahnya, dan mereka juga tidak simpati dengan perhatian si ayah padanya.
Ketika mendengar mimpi anaknya, Nabi Ya’qub merasa bahwa anaknya itu akan
mengemban suatu urusan besar, yaitu rotasi kenabian yang berada di sekitarnya.
Sebagian ulama berkata: “Nabi Ya’qub merasa bahwa Allah SWT memilih Yusuf
melalui mimpi ini”.
Kembali ke ceramah ustadz Adi Hidayat, itulah kisah
dibalik julukan perempuan sebagai bulan dan laki-laki sebagai matahari. Beliau
menambahkan, “Maka kalau sudah paham tugasnya, ayo antum ikhwan sebagai
matahari. Matahari itu tegas, sinarnya dengan kuat, dan mengeringkan
pakaian-pakaian yang basah. Begitu ada air di baju, antum yang keringkan.
Begitu ada air di pipi istri Anda, Anda yang keringkan. Keringkan dengan
hiburan. Ada yang kemudian macam-macam (dengan istri Anda), sengat dia seperti
sengatan matahari. Ada yang tidak baik (pada istri Anda), lindungi. Berikan
cahaya di rumah, jangan berikan kegelapan di rumah.” Berkaitan dengan tugas
istri, Ustadz Adi juga menjelaskan, “Istri qomar, seperti rembulan. Ra aitu ahada
asyaroka wa syamsa wal qamar, perempuan digambarkan ibu seperti halnya qomar
rembulan. Bukankah rembulan sinarnya tidak terlampau kuat? Bukankah rembulan
itu teduh? Ketika melihat cahaya bulan, antum ada keteduhannya, kenyamanannya,
ketenangannya. Akhwat jadi seperti rembulan. Kalau suami pulang, melihat Anda
jadi tenang, setengah masalah hilang, wajah kelihatan jadi tenteram, masya
Allah kalimat-kalimatnya indah. Jangan tertukar, ini perempuan jadi bulan
harusnya, laki-laki matahari. Ini tertukar, perempuan matahari, laki-laki
bulan, jadilah laki-laki gemulai, perempuannya tegas.”
Dan.... saya jadi makin paham alasan saya suka sama bulan... ternyata memang benar, bulan itu menenangkan... dan saya berharap, semoga saya dan para muslimah lainnya bisa menjadi "bulan" tersebut...
Maaf, Ada tambahan terkait ini dari Ust Budi Ashari, semoga bermanfaat http://www.parentingnabawiyyah.com/2012/06/12/istri-setenang-malam/ , terima kasih
ReplyDeleteDi satu sisi, disinggung juga terkait laki - laki, yaitu setegar pilar http://www.kuttabku.com/2016/05/suami-setegar-pilar.html
ReplyDeletesemoga bermanfaat :)
ReplyDelete