25 Sept 2018

Bulan itu wanita?


Jadi beberapa hari lalu, ceritanya saya berceloteh lagi di story WA dan IG, hal yang menurut saya ga penting-penting banget... Tapi, agak sayang kalau gak diluapin...
ini tentang kekaguman saya sama makhluk Allah yang bernama bulan (bukan nama orang, tapi literally beneran bulan ya :p)

Isi celotehnya cukup singkat...
For me, philosophy of moon is so deep. Matahari dan bulan sama2 memiliki tugas untuk menyinari bumi. Namun, matahari memang terbentuk dari zat-zat super panas utk menghasilkan cahaya, sehingga disebut sbg bintang. Sedangkan bulan, meskipun ukurannya lebih kecil 6000 kali lipat dari matahari, dan tergolong kedalam planet dengan permukaan yang sebenarnya gelap, bulan punya misi yang mulia. Untuk dapat menerangi bumi, bulan berkorban, bekerja dengan cara memantulkan cahaya dari matahari ke bumi. Meskipun terlahir gelap, tapi dengan kerja kerasnya ia tampak bersinar dan sangat berjasa bagi makhluk bumi untuk menerangi malam.


Itu alasan singkat saya kenapa kagum sama bulan. Hal itu juga melatarbelakangi saya kalau masih diluar rumah pas langit udah gelap, dalam beberapa detik saya bela-belain luangin waktu untuk "nyari bulan". Bagi saya, pas lihat bulan ada perasaan tenang aja dan merasa langit menjadi lebih aman bila bulannya masih kelihatan. Secara sains, kalau awan gelap berkerumun hingga menutupi bulan, bisa menjadi sinyal akan turunnya hujan atau terjadinya badai. Dan, agak seram kalau dalam perjalanan pulang, sendirian di kendaraan dengan pandangan yang agak kabur karena gelap, jadi makin kabur karena hujan. Lalu, secara ilmu kalam, kalau kita mengacu pada surat Al-Qiyamah ayat 7 sampai 9, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman mengenai suasana terjadinya kiamat :
"Maka apabila mata terbelalak (ketakutan), dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan."

Khususnya di ayat ke-8, "bulan telah hilang cahayanya", akan membuat kita jadi merasa lebih aman kalau bisa memastikan bulan itu masih terlihat menghiasi langit kan?

Lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam juga bersabda tentang tanda-tanda telah dekat hari kiamat :
“Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit.” (HR. Thabrani)

Lalu... hari ini saya dengar ceramahnya Ust. Adi Hidayat tentang bulan dan matahari... Benar-benar buka pikiran saya untuk lebih mengkaji Qur'an deh dan bikin saya makin kagum sama yang namanya "bulan".
Judul videonya :
Di video tersebut, diantaranya ust. Adi menjelaskan tentang tanggung jawab masing-masing istri dan suami, lalu disebutkan juga firman Allah yang mengatur perihal tersebut sebagai berikut :

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa’ ayat 34)

Dan… beliau menambahkan bahwa pembagian tanggung jawab tersebut berkaitan dengan QS. Yusuf ayat 5 yang mengilustrasikan bahwa perempuan ibarat bulan dan laki-laki ibarat matahari. 

Bila kita hanya baca artinya, mungkin bingung korelasi antara bulan dan matahari dengan ayat tersebut apa… Namun, ternyata jawabannya ada pada tafsirnya.

Ayat tersebut menceritakan tentang kisah mimpi nabi Yusuf AS. Nabi Yusuf merupakan putra Nabi Ya’qub AS diantara ke-dua belas anak-anak Nabi Yaq’ub. Nabi Yusuf merupakan anak yang sangat dicintai dan disayangi oleh ayahnya, terlebih setelah ibunya meninggal dunia. Wajah Nabi Yusuf juga sangat tampan serta memiliki tubuh yang bagus. 

Pada suatu malam Nabi Yusuf bermimpi bahwa ada bulan, matahari, dan sebelas bintang bersujud kepadanya. Lalu ia menceritakan mimpinya itu kepada ayahnya.Kemudian Ayahnya menerangkan arti mimpi itu kepada Nabi Yusuf. “Sebelas bintang adalah saudara-saudaramu, matahari adalah ayahmu, dan bulan adalah ibumu. Kelak kau akan jadi orang besar,”

“Ayahnya berkata: ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka akan membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.'” (QS. Yusuf: 5)

Ayahnya mengingatkannya agar jangan sampai ia menceritakan mimpi tersebut kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf tidak mencintainya dan tidak menyukai kedekatannya dengan ayahnya, dan mereka juga tidak simpati dengan perhatian si ayah padanya. Ketika mendengar mimpi anaknya, Nabi Ya’qub merasa bahwa anaknya itu akan mengemban suatu urusan besar, yaitu rotasi kenabian yang berada di sekitarnya. Sebagian ulama berkata: “Nabi Ya’qub merasa bahwa Allah SWT memilih Yusuf melalui mimpi ini”.

Kembali ke ceramah ustadz Adi Hidayat, itulah kisah dibalik julukan perempuan sebagai bulan dan laki-laki sebagai matahari. Beliau menambahkan, “Maka kalau sudah paham tugasnya, ayo antum ikhwan sebagai matahari. Matahari itu tegas, sinarnya dengan kuat, dan mengeringkan pakaian-pakaian yang basah. Begitu ada air di baju, antum yang keringkan. Begitu ada air di pipi istri Anda, Anda yang keringkan. Keringkan dengan hiburan. Ada yang kemudian macam-macam (dengan istri Anda), sengat dia seperti sengatan matahari. Ada yang tidak baik (pada istri Anda), lindungi. Berikan cahaya di rumah, jangan berikan kegelapan di rumah.” Berkaitan dengan tugas istri, Ustadz Adi juga menjelaskan, “Istri qomar, seperti rembulan. Ra aitu ahada asyaroka wa syamsa wal qamar, perempuan digambarkan ibu seperti halnya qomar rembulan. Bukankah rembulan sinarnya tidak terlampau kuat? Bukankah rembulan itu teduh? Ketika melihat cahaya bulan, antum ada keteduhannya, kenyamanannya, ketenangannya. Akhwat jadi seperti rembulan. Kalau suami pulang, melihat Anda jadi tenang, setengah masalah hilang, wajah kelihatan jadi tenteram, masya Allah kalimat-kalimatnya indah. Jangan tertukar, ini perempuan jadi bulan harusnya, laki-laki matahari. Ini tertukar, perempuan matahari, laki-laki bulan, jadilah laki-laki gemulai, perempuannya tegas.”

Dan.... saya jadi makin paham alasan saya suka sama bulan... ternyata memang benar, bulan itu menenangkan... dan saya berharap, semoga saya dan para muslimah lainnya bisa menjadi "bulan" tersebut...



3 comments:

  1. Maaf, Ada tambahan terkait ini dari Ust Budi Ashari, semoga bermanfaat http://www.parentingnabawiyyah.com/2012/06/12/istri-setenang-malam/ , terima kasih

    ReplyDelete
  2. Di satu sisi, disinggung juga terkait laki - laki, yaitu setegar pilar http://www.kuttabku.com/2016/05/suami-setegar-pilar.html

    ReplyDelete
  3. semoga bermanfaat :)

    ReplyDelete