Berikut adalah materi yang disampaikan oleh Ust. Azhar pada penutupan
pengajian bulanan di kediaman ibu Fahimah Askar di Pondok Bambu Town
House. Selamat Menyimak :)
1. Pernyataan tentang do’a berbuka puasa
yaitu Allahumma lakasumtu wabika amantu
wa ala rizkika aftortu birahmatika ya arhamarrahimiin, merupakan hadits
dha’if atau palsu. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 2358,
Baihaqi 4/239, dan lainnya. Derajatnya yaitu hadits Dha’if atau lemah. Hal ini
dikarenakan Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang Tabi’in bukan seorang sahabat,
maka sanadnya terputus. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata di Al Futuhat Ar
Rabbaniyyah (4/341): “Hadits ini gharib dan sanadnya lemah sekali”. (Dibantu oleh
www.tabayyun.wordpress.com)
2. Do’a
berbuka puasa yang diamalkan Rasul, yaitu: “Dzahabaz
zhamaa’u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya alloh”. Artinya “Telah
hilang dahaga dan telah basah urat-urat, dan telah ditetapkan pahala, Insya
Allah.(HR. Abu Dawud, 2/306 no. 2357, An Nasai dalam As Sunan Al Kubra, 2/255,
Ad Daruquthni, 2/185, Al Baihaqi 4/239, dari hadits Ibnu Umar). Bukan berarti
doa yang dhaif tadi tidak boleh dipergunakan, tetapi masih boleh selama itu
tidak bertentangan dengan syariat. Namun, alangkah baiknya kalau do’a yang kita
amalkan adalah do’a yang diamalkan oleh Rasul, dengan demikian pahala kita pun
berlipat. Jadi, segera hapalkan ya do’a yang shahih, karena Ramadhan sebentar
lagi tiba. (Dibantu oleh www.adityaperdana.web.id)