6 Apr 2013

Seminar Pemikiran Islam Kontemporer (bagian-2,habis)


Kegiatan selanjutnya adalah sesi kedua taujih dari para pemakalah yang juga terdiri dari perwakilan ISID Gontor dan UNJ. Sesi kedua ini dimoderatori oleh Mochamad Noer Hakim, selaku ketua MSO LDK SALIM UNJ periode 2013. Dalam sesi ini diusung tema besar, yaitu Perspektif Pandangan Syi’ah Mengenai Nikah Mut’ah. Dalam sesi ini terdapat dua pembicara, yaitu Ust. Agus Yasin, selaku guru dan perwakilan dari Program Kaderasis Ulama (PKU) ISID Gontor dan Irfanul Arifin, S.Si, sarjana biologi UNJ, selaku pengurus dept. Muslim Media Center LDK SALIM UNJ periode 2011.

Materi Pertama (Ust. Agus Yasin)
Dulu, saat zaman Rasulullah, nikah mut’ah pernah dibolehkan, lalu dilarang pelaksanaannya sampai hari kiamat oleh Rasulullah SAW. Namun, syi’ah tetap berkeyakinan bahwa nikah mut’ah berlaku sampai sekarang.

Berikut adalah karakteristik nikah mut’ah oleh syi’ah:

  • Dilakukan dalam jangka waktu tertentu, boleh tak ada wali.
  • Boleh nikah mut’ah dengan nasrani, yahudi, dan majusi.
  • Boleh nikah mut’ah dengan SMS atau telepon.
  • Syi’ah membolehkan mut’ah, namun melarang wanita dari keluarganya.
  • Boleh dengan banyak wanita, bahkan 1000.
  • Nikah mut’ah dibolehkan sebagai pengganti diharamkannya khamr-Dapat diundi.
Terdapat perbedaan tafsir Al-Qur’an antara umat islam dengan syi’ah, yang terletak pada surat An-Nisa : 24. Dalam kitab syi’ah, terdapat tambahan kalimat ‘sampai batas waktu tertentu’, setelah kalimat “… Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. …”

Dalam islam, banyak sekali dalil pengharaman nikah mut’ah, diantaranya firman Allah QS. Al-Ma’arij : 29-31, Sunan Ibnu Majah, HR. Bukhari, HR. Muslim, dan lain-lain. Oleh karena itu, Rasulullah jelas melarang nikah mut’ah. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan, diantaranya dalil nikah mut’ah yang dipakai ulama syi’ah tidak dibenarkan.

Materi Kedua (Irfanul Arifin, S.Si)
Kaum pluralisme menolak pandangan agama islam sebagai agama yang paling benar. Mereka menganggap kebenaran dapat ditemukan pada agama apapun. Hal ini berkenaan dengan QS. Al-Imran : 85, QS. Al-Maidah : 72, QS. Al-Bayyinah : 6, QS. Al-Hujurat : 13 dan fatwa MUI No.7/MunasVII/MUI/II/2005 tentang pluralisme.

Dewasa ini terdapat kelompok yang mengatasnamakan mereka islam, padahal sebenarnya mereka adalah Jaringan Islam Liberal (JIL). JIL berkeyakinan bahwa Allah Tuhan segala agama, dan mereka mengakui kebenaran seluruh agama. Hal ini bertolak belakang dengan firman Allah Swt QS. Al-Baqarah : 256, “Tidak ada paksaan untuk memasuki agama islam; Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar, daripada yang sesat. …”

Masuk kedalam suatu organisasi tidak ada paksaan, tapi saat kita telah masuk ke organisasi tersebut, kita harus ikut dan terikat dengan aturan didalamnya. Masuk UNJ tidak ada paksaan, tapi saat kita telah masuk UNJ, kita harus ikut dan terikat dengan aturan didalamnya. Begitupun juga, masuk islam tidak ada paksaan, tapi saat kita telah masuk islam, kita harus ikut dan terikat dengan aturan didalamnya. Para kaum pluralis salah dalam memahami Al-Baqarah : 256.

Meskipun begitu, Rasulullah mengajarkan kepada umatnya untuk tetap bergaul secara baik bahkan dengan komunitas nonmuslim.

***

Tausyiah oleh para pemakalah dan pembicara pun telah selesai, acara selanjutnya adalah tauji dari keynote speaker, Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, M. Phil, selaku Pembantu Rektor IV dari ISID Gontor. Seperti penjelasannya, keberadaan beliau adalah untuk menambahkan jawaban yang dilontarkan para penanya, sekaligus menambahkan beberapa hal terkait materi yang dibahas pada seminar ini. Beliau menjelaskan bahwasanya wacana yang digarisbawahi pada seminar kali ini adalah tantangan yang paling berat. Beliau juga mengajak seluruh peserta seminar untuk berhati-hati dengan syi’ah. Keberadaan syi’ah di Indonesia sudah banyak, namun masih minoritas sehingga ajaran-ajarannya belum terlihat seluruhnya.

Banyak sahabat Rasul yang dikafirkan oleh syi’ah. Konsep taqiyah syi’ah membuat sulit dalam bermuamalah dengan mereka. Syi’ah harus mengakui Ali r.a sebagai imam, serta orang yang tidak meyakini ini adalah kafir dan harus dibunuh. Untuk itu, berhati-hatilah dalam memilih sekolah, penerbit, dan sebagainya.

Ilmu pengetahuan di barat bersifat merusak karena tidak berdasarkan dengan wahyu dan keyakinan pada Tuhan. Untuk itu, beliau menantang mahasiswa UNJ, untuk mengkritik ilmu-ilmu yang tidak sesuai dengan syari’at. Kita tidak anti barat, tetapi kita harus tau apa yang harus kita ambil dari barat dan yang harus kita buang. Mereka (musuh islam) merelatifkan agama untuk memepengaruhi umat islam agar menganggap bahwa islam belum tentu agama yang paling benar. Mereka membuat keyakinan umat islam pada islam luntur.

Umat islam tidak perlu diajari toleransi oleh agama lain karena islam telah mengajarkan hal yang sangat toleran kepada umatnya. Ironisnya, umat islam pasti tidak bisa istighosah (kumpul majelis, sholat id) di negara barat, sedangkan nonmuslim tetap dapat beribadah dengan lancar di negara muslim. Keberadaan syi’ah di negara sunni tidak dibunuh, tetapi umat islam sunni dibunuh di negara syi’ah. Penggunaan jilbab juga banyak dilarang di Perancis, Jerman, dan sebagainya. Itu menunjukkan bahwa mereka tidak toleran pada kita. Tetapi malah mereka minta kita toleran dengan keberadaan JIL (Pluralisme).

Berkaitan dengan cirri negara islam, tidak ada hal yang mengatur bahwa negara islam harus menganut demokrasi atau kerajaan, atau lainnya. Namun, negara islam dapat dilihat dari cirinya yang terdapat pada kode etik dan hukum-hukum kepemimpinan (kekuasaan). Peradaban islam yaitu keadaan dimana nilai-nilai islam dilakukan sebagai cara hidup bernegara. Malaysia merupakan negara islam dengan kebudayaan melayu, yang terdiri dari 60% muslim (mayoritas) dan 40% non muslim. Tapi di Malaysia terdapat peternakan babi terbesar di Asia dan merupakan perjudian terbesar di Asia. Jadi, kriteria negara islam tidak jelas. Maka, beliau menghimbau untuk menanamkan nilai islam dari diri sendiri, lalu orang-orang terdekat, dan kita selamatkan iman kita.
Di Bali, bangsa Iran dan Israel kerjasama ekonominya bagus. Seakan-akan mereka bermusuhan padahal mereka melawan kita. Untuk itu berhati-hatilah Karena syi’ah sangat berbahaya. Mereka melawan barat padahal di waktu yang sama mereka melawan kita.

***
Setelah mendengar taujih dari keynote speaker, acara terakhir adalah hiburan marawis oleh masiswa jurusan Bahasa Arab UNJ, dan diakhiri dengan penutup, serta foto-foto.

sumber: http://salimunj.com/info-kampus-unj/info-kemahasiswaan/255-seminar-pemikiran-islam-kontemporer-bagian-2habis.html

0 Comments:

Post a Comment