27 Oct 2013

*Unforgettable ^^9 Journey*

Dalam garis hidup ini... Allah selalu menunjukkan kekusaan-Nya. bahkan dalam musibah yang kita dera pun merupakan NIKMAT. Ujian demi ujian merupakan sarana perkuat mental dan ruhiyah, dan pengingat diri bahwa ada yang salah dalam diri ini. Dan Allah masih memberi kita kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang telah kita lakukan. Sungguh suatu hal yang patut disyukuri saat Allah memberi kita ujian saat 'masih' di dunia. Bagaimana bila Allah selalu memberi kita nikmat dan tiba-tiba di akhirat nanti keburukan super banyak mengungguli kebaikan kita? :"(



Akhir-akhir ini aku selalu memikirkan tentang 'level hidup'. Dua kata manis ini kerap menjadi bayang-bayangku. Dan aku masih menerka-nerka ujian pada level kehidupan baru ini. Kusebut kehidupan baru, karena kini dunia ku semakin luas. Diriku, di kampus tercintaku, telah dididik keimanan, kemuliaan, kerja keras, sosialisasi, peka, kepatuhan, pemanfaatan waktu, sopan santun, haus ilmu, perluasan koneksi, peningkatan bahasa, pendalaman hobby, dan menemukan hobby baru. The most unforgatable journey i had, will be ready for changing to the next page. Manusia itu terus bertambah umur yang membuat terus bertambah teman, terus bertambah ilmu, terus bertambah amal. bila masa hidup manusia dimanfaatkan dengan baik.

Umurku 21 tahun. Telah menjadi sarjana S1 dengan gelar kependidikan (S.Pd). mimpi-mimpi ku semasa menjadi mahasiswa S1 beberapa alhamdulillah telah kuraih. Diri ini telah Allah permudah jalannya. Meski begitu, banyak juga mimpi yang tak dapat kucapai semasa kuliah, semoga di lain masa dapat tercapai dan apabila memang tak dapat kucapai, aku percaya bahwa Allah memiliki rencana yang jauh lebih baik. Aku hanya mampu tuk berusaha, tak mampu untuk memastikan tercapainya target. Bagiku, hidup itu bukan untuk realisasi ambisi. Sama sekali bukan. Tujuan hidupku menjadi umat yang bermanfaat bagi agama dan kehidupan dunia. Sedikit bernostalgia dan ingin sekali berbagi motivasi, sebagian kecil rahmat Allah yang kudapat semasa kuliah, diantaranya dapat menggunakan hijab, karena kehidupan kuliah aku jadi hobby membaca, aktif organisasi, mutarabbi halaqoh mingguan, duta pendidikan, IP cumlaude, pernah memiliki bisnis tim yang berjalan dengan baik, beberapa kali menang lomba sampai tingkat nasional, lulus kuliah 4 tahun, panitia acara internasional, ikut english club, terjun dalam dunia jurnalistik, punya keahlian design grafis berkat organisasi yang mendidikku selama 4 tahun, lancar membaca qur'an bermula dari Qur'an Institute dan diperasah dengan mentoring dan halaqoh, menjadi pembicara, mentor, guru, mengadakan pengajian bulanan, dan mendapatkan pekerjaan yang direstui oleh orang tua sebelum hari wisuda ku. Allah lah yang menorehkan kisahku. Semua karena kuasa-Nya. Aku tak berdaya. Hanya satu bisa ku, memohon, memohon, memohon jalan yang lurus dari-Nya. Semakin ku merenung, semakin ku sadar bahwa aku sangat sangat sangat harus membalas kuasa-Nya. Bagiku, tak cukup dengan amal ibadah habluminallah. Tapi, habluminannas dan dapat membantu sesama juga harus kulakukan.

Lalu apa daya ku untuk berkontribusi selepas masa mahasiswa ku? Alhamdulillah Allah menjawabnya sebelum ku lulus kuliah. Awal tahun 2013 ini aku direkrut oleh organisasi islam PB Wanita Al-Irsyad dengan cabang hampir di setiap kota di Indonesia. Aku menjadi pengurus termuda disana, karena mayoritas diisi oleh ibu-ibu berkepala usia 4. Awal masa ku disana, ibarat cukup "makan hati" karena berkomunikasi dengan orang-orang yang cukup jauh usianya memang agak sulit untuk beradaptasi dan harus terus berpikir positif serta sabar. Dan kusadari bahwa, itulah sarana persiapanku untuk masuk ke dunia kerja. Allah memberiku kemudahan untuk bersiap-siap dahulu sebelum diterjunkan. Semua karena Allah...

Ada lagi, jujur saja mengingat organisasi tersebut baru bangkir kembali sehingga pelaksanaannya lebih konsern ke kegiatan sosial, sedangkan kegiatan pendidikan agama hanya mengandalkan pelaksanaan Sekolah Al-Irsyad yang salah satunya berlokasi di Petamburan (itupun memang sudah berjalan sejak lama). Terlebih lagi ketua organisasi tersebut memiliki pengajian bulanan yang dilaksanakan oleh dirinya sendiri sehingga aku semakin butuh organisasi yang dapat meningkatkan agamaku, berdiskusi dengan teman-teman yang shalih dan shalihah dan berjuang untuk dakwah islam di kampus. Organisasi inilah yang sangat berkesan, yaitu LDK SALIM UNJ. Dari organisasi ini aku sedang belajar ikhlas, pantang menyerah, haus ilmu, komitmen, dan fastabiqul khairat. Semoga Allah selalu  mempermudah setiap orang yang sedang berjuang untuk dakwah islam 'sirootol mustaqiim'. Aamiin...

Semasa kuliah, aku suka merangkai mimpi dengan temanku. Namun, sarana pengingat mimpiku agak berbeda dengan orang-orang. Bagiku, menuliskan mimpi pada kertas dan memajangnya di dinding adalah hal pemacu diri untuk bangkit. Namun, saat melihat realita dan tau bahwa mimpi itu belum tentu baik bagi diri kita saat ini, tulisan tersebut akan tetap terpajang, namun butuh waktu lama untuk dapat dicoret (mimpi yang sudah dapat tercapai). Jadi, aku lebih memilih untuk menuliskan mimpi tiap periode agar mudah untuk dibayangkan dan realistis untuk digapai sesuai kemampuan yang kumiliki (bila aku mengeluarkan kemampuan terbaikku). Kertas itu pun kini menghiasi cerminku. Jumlah mimpinya ada 5. Dan setiap keenam mimpi itu dapat terkabul semua, kuganti dengan kertas baru dan tentunya dengan mimpi yang baru pula.

Ada hal yang bergejolak sembari masa skripsiku. Abaku, sang motivator terbesar dan Mamaku, sang pendidik terhebat dalam hidupku memintaku untuk memulai skripsi sejak semester 7 sembari praktik mengajar di SMK (kami menyebutnya PPL). Permulaanku melakukan hal ini tak jarang diremehkan orang. "Hah? yakin semester 7 ngambil skripsi?", "Ah, paling sama kaya kaka tingkat sebelumnya, ujung-ujungnya mulai skripsi semester 8", "oh ngambil skripsi semester 7? biasanya sih pada ga sanggup." Dan bla bla bla......... bahkan ada komentar yang justru menjatuhkan. Tapi, TIDAK KUDENGAR. Alhamdulillah, Allah menciptakan telinga ini dengan 2 lubang. Ada kalanya kita harus melakukan hal seperti pribahasa "masuk kuping kanan, keluar kuping kiri". Yang artinya, semua respon orang terhadap kita, tanggapi saja dulu dengan baik, pakai saja dulu telinga kananmu, tapi yang isi pesannya baik, teruskan ke otak, dan yang buruk, keluarkan lewat kuping kiri. Simple kan? itulah tips bangkit yang membuatku beda sendiri dengan teman-teman seangkatan. Setahuku hanya 3 orang seangkatanku yang mampu melakukan sidang usulan proposal (SUP - sidang skripsi untuk bab1-3) pada semester 7. Dan Alhamdulillah, aku lah salah satu diatara 3 orang tersebut. Lalu tibalah semester 8. Masa ku untuk membuat bab4-5 dan mulai mencari kerja.

Bulan maret tepatnya, skripsi ku kira-kira sudah mencapai 75% selesai. Dan aku pun mulai meng-apply lamaran kesana kemari bermodalkan situs jobstreet dan email. Hingga tiba saatnya aku sidang akhir tanggal 5 Juli, diri ini belum diterima kerja dimanapun. "oh mungkin perusahaan ngga mau nerima kalau belum lulus". Tetap berusaha positive thinking. Sebenarnya aku tahu bahwa teman seperjuanganku, sesama SUP semester 7 sudah dapat kerja sejak beberapa bulan lalu. Tapi rezeki orang beda-beda, mungkin memenag aku belum cocok untuk dapat kerja dengan segera. Aku pun tersadar bahwa saat itu memang aku masih mengemban 2 organisasi- dalam dan luar kampus. Minat yang besar mendapatkan kerja pun jadi lumayan luntur. Setelah kelulusan sidang dan pengurusan berkas-berkas, semakin gencarlah aku untuk mencari kerja. lebih dari 120 lamaran ku apply. Ujian datang menerpa. selama beberapa waktu tak ada panggilan kerja sama sekali. Dengan kondisi tersebut, targetku semakin kuturunkan. Semakin rendah, semakin rendah, dan semakin rendah. Hingga tiba lah sakit campak menerpaku. Badan kaku semua, bahkan menginjak lantai pun sakit teramat sangat. Aku hanya dapat berbaring, tak bisa jalan, dan sulit untuk makan. Setelah ke dokter, beberapa hari kemudian aku pun sembuh. Diiringi dengan panggilan interview kerja. Senang sekali rasanya.

Tentunya, setelah interview tidak langsung ada jawaban diterima atau tidak. Ku lama menunggu, tibalah panggilan kerja dari tempat yang lain. Aku DITERIMA ! Senaaaaang sekali. Nyaris kutanda tangan kontrak, Bapak HRD nya memintaku untuk meminta restu ortu. Ku yakin, Allah lah yang mengatur ini semua. Dan setelah ku tanya aba ku, benar, beliau tidak setuju karena sallary nya yang cukup jauh dibawah UMR. Sesungguhnya bagiku, tak masalah nominal tersebut. Toh aku tau bahwasanya semakin seseorang banyak harta, semakin lama ia masuk surga, karena harta yang dimiliki akan dihitung sedetil-detilnya oleh malaikat dan dimintai pertanggung jawaban. Namun saat itu aku lupa tentang janji-janji yang pernah kuucap ke mama untuk membahagiakannya sebelum diri ini menikah. Kuturuti larangan dari aba, dan beliau memotivasiku untuk BANGKIT !

1, 2, 3, hari diri ini masih dapat bangkit. Tak kulewati hari tanpa apply kerja, baik di perusahaan maupun sekolah. Lalu semakin lama, semakin membuat hati menjadi kecil karena tak ada panggilan lagi.Tibalah bulan Ramadhan, sampai tiba lah hari itu. Ingat sekali aku, di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, tubuh ini kaku lagi. Aku sama sekali tak dapat keluar rumah. Tubuh ngilu yang amat sangat, dan ciri-cirinya mirip penyakit campak, namun bedanya tidak ada bintik-bintik merah. Parahnya lagi, saat kulit ini disentuh orang lain, rasanya ngilu. Khawatir takut mengganggu saat sholat Id, beberapa hari sebelum lebaran tiba aku ke dokter dan beliau mengatakan bahwa sakit ini karena pikiranku. Aku pun memutuskan untuk menghilangkan rasa 'ingin kerja' dan tidak apply kerja selama beberapa waktu hingga kesehatan memulih. Ku alihkan pikiran, ku pancarkan do'a untuk kesembuhanku. Alhamdulillah Allah mendatangkan kesembuhan padaku. Padahal tadinya aku merasa bahwa penyakit ini permanen. Dan selamanya aku dapat mengidap penyakit tanpa nama ini. Faktanya tidak :)

Setelah lebaran, aku diputuskan untuk menjadi ketua organisasi putri dan diamanahkan untuk merintis pengajian putri. Diri ini pun semakin terpacu untuk menjadi orang sukses. Ingat sekali, saat pertemuan halaqoh, motivasi itu bersinar kembali. Aku percaya bahwa Allah akan menjawab doaku untuk memberikan pekerjaan terbaik. Pekerjaan dengan level lebih baik pun datang silih berganti, semakin lama levelnya semakin baik. Kenalanku pun bertambah dan aku pun semakin lihai menghadapi interviewer. Mendapat panggilan dari suatu pekerjaan dengan posisi kerja yang lebih baik, meningkatkan kepercayaan diriku. Hingga tiba saatnya aku lelah untuk tidak diterima kerja, dan berusaha keras hingga bergadang demi belajar "akuntansi". Diskusi dengan kaka tingkat dan googling tentang cara dan tips meraih suatu posisi pekerjaan membantuku dalam berlatih untuk menghadapi interviewer.

Allah Super Duper Maha Baiiiiiiiiik banget........ Alhamdulillah :")

Aku diterima kerja di KAP sebagai auditor. Ingat sekali saat mengajar di SMK dulu, ku bilang pekerjaan terseru adalah menjadi auditor karena berpenran sebagai detektif keuangan, 'pembela kebenaran' :)
Hasil 8 jam tes plus interview itu hingga ke taraf manager pun tidak sia-sia karena berbuah nikmat. Auditor itu seru, banyak pengalaman banget, dan setelah kerja di KAP biasanya banyak perusahaan yang minta kamu untuk kerja di tempat mereka. Auditor itu sarana untuk belajar banyak. Saat interview aku bareng dengan para lulusan D3, yang mana dia juga lulus dalam seleksi tersebut. Seorang teman sempat berkata, saat suatu pekerjaan memberikan peluang untuk gelar yang lebih rendah, maka sallary yang didapat mengikuti gelar terendah yang dapat diterima perusahaan dalam lowongan tersebut. "Tak begitu peduli lah tentang gaji, yang penting diatas UMR dan uang lemburan auditor itu dua kali gaji. udah laaah... yang penting dapat kerja :D" begitu bisikku dalam hati. Keesokan harinya, aku cerita pada ortu dan respon mereka tidak seperti yang kubayangkan. Aba ku kurang setuju dengan pekerjaan auditor karena tidak mengenal lembur pulang malam, yang ada hanyalah lembur pulang pagi, terutama akhir tahun. Ingatku pula, saat kemarin malam pulang dari tempat KAP tersebut, lokasinya sulit. jarang ada bis saat malam dan jalannya jauh karena harus menyebrang tol. Aku pun menerima respon ortu dengan lapang dada.

Sembari menunggu panggilan telepon untuk penandatanganan kontrak kerja di KAP, aku ingat bahwa sebelum interview dan tes di KAP aku juga sudah interview di perusahaan internasional dan tes tersebut kujalani selama 12 jam. Jujur saja, sepulang dari interview 12 jam tersebut, aku langsung bilang pada ortu bahwa tidak akan lulus. Kaget saja, ternyata selang beberapa hari setelah lulus tes KAP, perusahaan internasional bernama DHL Supply Chain memanggilku lagi untuk interview tahap senior manager tanggal 3 Oktober 2013. Aku pun langsung menghubungi beberapa teman sesama peserta interview pada tes hari ke-1 untuk menanyakan apakah mereka mendapat panggilan untuk tes tahap selanjutnya atau tidak. Dan ternyata dalam satu ruangan tes, hanya dua orang yang mendapatkan panggilan tersebut. Beberapa menit kemudian, hp ku bunyi lagi, ternyata panggilan dari Kantor Akuntan Publik di daerah Fatmawati untuk hadir tanda tangan kontrak tanggal 7 Oktober 2013.

Aku berada di posisi aman. Kalau di DHL tidak diterima, aku akan jadi auditor di KAP.

Ternyata waktu pun menjawab. Tanggal 3 Oktober menjadi waktu penandatangan kontrak ku sebagai posisi FastrEx di DHL dan hari ini aku telah bekerja disana hampir sebulan. Sebelum membahas fastrEx, ada pengalaman unik tepatnya tanggal 10 Oktober 2013, hari pertama aku bekerja sekaligus menjadi hari wisudaku. Singkat cerita, pukul 06.45 pagi aku sampai di JIExpo, tempat penyelenggaraan wisuda. Tujuanku kesana hanya untuk foto-foto dengan teman dan foto kelurga menggunakan toga. Pukul 08.00 dari JIExpo aku langsung ke Cililitan-Halim, kantor baru ku karena hari itu masuk kerja pukul 09.00. Alhamdulillah Allah memudahkan semuanya. Aku pun sampai di tempat kerja tanpa telat. Balik lagi ke pertanyaan "Apa itu FastrEx?" posisi ini hampir sama dengan Management Developmen Program atau Management Trainee. FastrEx atau Faster Excecutive, adalah program DHL Supply Chain untuk para fresh graduate yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan untuk menjadi the future leader of this company. 1 bulan pertama, aku belajar in-class (sangat mirip dengan kuliah lagi). 8 bulan berikutnya, aku ditempatkan di cabang-cabang project untuk belajar dan acting sebagai excecutive. Selepas itu, bila perusahaan menilai kerja kita baik, insya allah langsung menjadi excecutive yang dibawahi langsung oleh manager. Info lebih lanjut dapat klik ini.

Sekian cerita ini, yang baik mohon diambil dan yang buruk mohon dimaafkan.

5 comments:

  1. Assalamualaikum,
    Mba apakah masih bekerja di DHL?

    ReplyDelete
  2. Hari kerja dan jam kerja nya di DHL sendiri bagaimana mbak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hari kerja tergantung posisinya... kalau warehouseman dan project menuntut sabtu minggu masuk, berarti libur hari kerja atau shift2an.. tp kalau orang2 yg di backoffice semua hari kerjanya senin sampe jumat kok. kalau jam kerja, normal jam 8-17. Tapi, lagi2 tergantung posisi ya.. krn aku lagi promo posisi fastrex, saat nanti jadi executive ya memang ga akan bisa pulang TengGo :) normal sih, di perusahaan multinational lain jg begitu...

      Delete
  3. Mba klow di pt dhl ada lemburan engga ya?... Lulusan smk

    ReplyDelete